Belajar sudah menjadi kebutuhan pokok setiap insan sejak dahulu kala. Melalui belajar sudah banyak keajaiban-keajaiban tercipta sepanjang sejarah peradaban manusia. Pada zaman purbakala manusia belajar untuk meramu hasil hutan dan berburu demi mempertahankan hidupnya, hal ini terus berlanjut dari zaman ke zaman hingga bermunculan berbagai jenis penemuan yang bersifat lebih memudahkan manusia dalam berkarya. Albert Einstein yang muncul dengan teori relativitasnya yang dirumuskan pada tahun 1905 dan 1915,Sir Isac Newton yang terkenal dengan hukum geraknya, Thomas Alfa Edison yang menemukan listrik, William Shakespeare yang dikenal sebagai The Father of Literature, dan masih banyak lagi ahli-ahli lain dengan teori, penemuan, serta karya-karyanya yang masih ada hingga saat ini. Semua pencapaian para ahli seperti tersebut di atas tentunya berawal dari proses belajar pada masa mereka baik secara formal maupun informal, bahkan Albert Einstein yang disebut sebagai Si Jenius dikisahkan awalnya disebut sebagai idiot karena dianggap tidak mampu oleh gurunya, hal yang sama juga dialami oleh Thomas Alfa Edison mengalami masalah dalam belajar pula, namun berkat kegigihan mereka yang tak kenal menyerah dalam belajar, akhirnya mereka mampu menunjukkan pada dunia bahwa mereka ada dan mereka mampu melakukan sesuatu untuk dunia.
Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang sangat berfaedah dan bernilai positif yang harus terus berkembang merasuki jiwa-jiwa generasi muda saat ini sebagai calon-calon pemimpin, calon-calon penemu, calon-calon pencipta masa depan. Namun keadaan yang kita amati sekarang agak sedikit bertolak belakang dengan apa yang seharusnya dilakukan. Para pelajar saat ini melihat kegiatan belajar itu sebagai sesuatu yang perlu dihindari, kegiatan belajar dilihat sebagai binatang buas yang hendak menyerang mangsanya yang perlu dijauhi sesegera mungkin. Belajar dianggap sebagai suatu kegiatan yang membosankan dan melelahkan. Banyak pelajar ebih memilih menghabiskan waktu di depan TV, PS (Play Station), Mall, pesta, dan tempat hibran lainnya, bahkan ada yang memilih menghabiskan waktunya di jalanan bersama motor kesayangan mereka daripada belajar. Hal serupa tidak jarang terjadi di sekolah-sekolah sebagai tempat menimba ilmu secara formal, dimana para pelajar lebih suka membolos dan melakukan kegiatan lain di luar sekolah ketimbang berada dalam kelas untuk mengikuti pelajaran. Ketika ditanya, macam-macam alasannya, gurunya membosankan, gurunya suka marah-marah, pelajarannya sulit dipahami, pelajaran itu tidak penting, malas belajar dengan suasana kelas yang tidak nyaman, dan masih banyak lagi alasan yang sering dikemukakan. Hal ini menunjukkan bahwa para pelajar lebih suka dengan hal-hal yang menyenangkan daripada belajar yang dianggap sebagai hal yang membosankan. Jika demikian pertanyaannya adalah ada tidak hal-hal menyenangkan dalam belajar? Bisa tidak kegiatan belajar itu dirangkai menjadi suatu kegiatan yang asyik dan menyenangkan yang mampu menarik perhatian pelajar dan menghilangkan anggapan mereka mengenai belajar sebagai sesuatu yang membosankan?
Pertanyaan-pertanyaan di atas menjadi tugas besar bagi guru maupun calon guru sebagai pengajar dan calon pengajar yang harus mampu menciptakan suatu suasana belajar yang mampu menarik perhatian dari murid-muridnya untuk belajar. Dengan kata lain guru harus mampu menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM), dimana siswa tidak hanya duduk dan mendengar serta mencatat apa yang disampaikan oleh guru tetapi juga harus dipadukan dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat sebagai penyegaran yang membuat para siswa tidak bosan-bosannya untuk belajar. Pembelajaran haruslah variatif dan tidak monoton dengan sistem yang sama setiap harinya. Pembelajaran haruslah membuat siswa merasa nyaman dan tenteram dan kelas, bukan sebaliknya siswa merasa tertekan dan menganggap kelas sebagai neraka baru yang ada di dunia yang perlu dihindari.
Belajar Seperti Apa yang Asyik dan Menyenangkan?
Sebenarnya tidak kurang cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk membuat pembelajaran itu menjadi asyik dan menyenangkan, begitu juga dengan siswa pada saat belajar sendiri di rumah masing-masing, terdapat berbagai macam cara belajar yang dapat dikategorikan sebagai asyik dan menyenangkan. Dalam artikel ini saya akan membahas satu-persatu mengenai cara belajar yang asyik dan menyenangkan yang saya bagi menjadi dua yaitu cara belajar di kelas, dalam hal ini yang berperan penting adalah guru sebagai pengajar dalam mendesain proses belajar mengajar, berikutnya adalah cara-cara yang dapat dilakukan oleh siswa ketika belajar mandiri di rumah agar kegiatan belajarnya menjadi asyik dan menyenangkan.
Pembelajaran di Sekolah
Agar suasana belajar di kelas tidak membosankan dan membuat suasana tegang, maka alangkah lebih baiknya suasana belajar di kelas di buat lebih dinamis dan lebih hidup yang dapat memenangkan emosi para siswa agar sehingga merasa betah di kelas. Adapun cara-cara yang dilakukan untuk memenangkan emosi para siswa adalah melalui pembelajaran berbasis game atau dikombinasikan dengan game, pembentukan kelompok diskusi, kegiatan belajar out door dan lain-lan.
Pembelajaran berbasis game atau yang dikombinasikan dengan game sangatlah efektif dalam menarik perhatian para siswa untuk belajar di kelas. Dengan menggunakan game, para siswa akan merasa kalau kegiatan belajar itu merupakan sesuatu yang enjoyfull karena pada dasarnya game bertujuan untuk menghilangkan ketegangan, refreshing, dan merenggangkan suasana. Dengan demikian belajar dengan menggunakan game atau dikombinasikan dengan game akan membentuk suasana menghibur atau atau asyik dan menyenangkan yang dapat menstimulus para siswa untuk tidak bosan-bosannya belajar. Game yang dipilih oleh guru haruslah bersifat mendidik dan ada kaitannya dengan materi yang diajarkan. Sebagai contoh dalam pelajaran Bahasa Inggris, jika guru ingin mengajarkan tentang kosakata maka ia dapat mengajak siswa-siswanya untuk bermain tebak kata, puzzle, dan lainnya yang ada hubungannya dengan kosakata. Apabila materi yang di ajarkan tidak memungkinkan untuk digamekan maka guru bisa mengambil game apa saja yang menyenangkan dan melakukan kombinasi dengan bahan pelajaran. Yang saya maksudkan adalah ketika suasana belajar agak tegang, maka pembelajaran diberhentikan sejenak untuk relaksasi menggunakan game, setelah itu lanjut lagi dengan pelajaran.
Hal kedua yang tidak kala pentingnya untuk membuat pembelajaran menjadi asyik dan menyenangkan adalah dengan membentuk kelompok diskusi. Dengan adanya kelompok diskusi maka suasana pembelajaran di kelas tidak statis sebagaimana biasanya melainkan menjadi lebih dinamis dimana para siswa lebih bebas mengemukakan gagasannya serta lebih bebas berekspresi sehingga membuat mereka merasa lebih nyaman dibandingkan dengan siswa hanya diam dan guru menghendel semua pembicaraan dalam kelas dari awal hingga akhir pelajaran. Dengan adanya kelompok diskusi juga siswa lebih mudah berinteraksi dengan teman sekelompoknya sehingga tidak stres ketika mengalami jalan buntu dalam pengerjaan soal latihan dan lain-lain.
Selain game dan kelompok diskusi, sesekali juga perlu dilakukan pembelajaran outdoor atau pembelajaran di luar kelas. Kegiatan ini lebih cocok pada pelajaran praktikum seperti pengamatan, deklamasi puisi, bermain peran, dan lain-lain. Kegiatan belajar outdoor ini sangat bermanfaat karena siswa merasakan adanya variasi dalam kegiatan belajar-mengajar yang tidak secaraterus menerus berada di ruang kelas sehingga membuatnya tidak merasa bosan. Selain itu, rasa senang akan timbul karena selain belajar siswa dapat menikmati keindahan alam yang ada di sekitarnya yang dapat menciptakan suasana damai dalam hati mereka, mereka dapat merasakan sesuatu yang berbeda dari biasanya.
Pembelajaran Mandiri di Rumah
Bagi siswa yang belajar di rumah, agar kegiatan belajar tidak membosankan melainkan bisa menjadi asyik dan menyenangkan, maka cara belajar di rumah pun musti dikombinasikan dengan hal-hal yang menyenangkan mulai dari suasana hati, tempat belajar, media pendukung dan lain-lain. Suasana belajar yang baik adalah ketika terlintas keinginan untuk belajar sehingga kegiatan belajar itu tidak terasa sebagai sesuatu yang terpaksa. Tempat yang dipilih untuk belajar juga harus menyenangkan, tidak harus di dalam kamar, bisa juga dilaksanakan di luar ruang, seperti di bawah pohon agar sejuk atau tempat lain yang nyaman dan tidak bising. Jika memungkinkan maka memutar musik secara perlahan-lahan untuk menyelingi kegiatan belajar sehingga kegiatan belajar tidak beku tapi lebih menyenangkan.
Cara-cara tersebut di atas hanyalah segelintir contoh dari kegiatan belajar yang asyik dan menyenangkan, sebenarnya masih banyak kegiatan lain yang dapat membuat suasana belajar menjadi asyik dan menyenangkan baik di sekolah maupun di rumah yang belum tersebutkan dalam artikel ini. Harapan saya kiranya tulisan ini bisa bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya terutama mereka yang berkecimpung di dunia pendidikan baik sebagai pengajar maupun pelajar agar tidak menganggap atau membuat belajar menjadi suatu kegiatan yang membosankan melainkan mampu menciptakan suasana belajar yang asyik dan menyenangkan baik dari guru terhadap siswa maupun siswa terhadap dirinya sendiri
Tinggalkan Komentar